PERUBAHAN SOSIAL
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap masyarakat , manusia selama hidup
pasti mengalami perubahan-perubahan, yang dapat berupa perubahan yang tidak
menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan –perubahan yang
pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang
lambat sekali, tetapi ada juga yang
berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapat ditemukan oleh
seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada
suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat
tersebut pada waktu lampau. Seseorang yang tidak sempat menelaah susunan dan
kehidupan masyarakat desa di Indonesia misalnya akan berpendapat bahwa
masyarakat tersebut statis, tidak maju, dan tidak berubah. Pernyaraan demikian didasarkan pada pandangan sepintas yang tentu
saja kurang mendalam dan kurang teliti karena tidak ada suatu masyarakat pun
yang berhenti pada suatu titik tertentu sepanjang masa. Orang –orang desa sudah
mengenal perdagangaan, alat-alat transport modern, bahkan dapat mengikuti
berita-berita mengenai daerah lain melalui radio, televise, dan sebagainya yang
kesemuanya belum dikenal sebelumnya.
Perubahan-perubahan masyarakat dapat
mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi,
susunan lembagakemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan
wewenang, interaksi sosial dan sebagainya.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada
masyarakat dunia dewasa ini merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar
dengan cepat ke bagian-bagian dunia lainberkat adanya komunikasi modern.
Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat dengan
cepat dapat diketahui oleh masyarakat lain yang berbeda jauh dari tempat
tersebut.
Perubahan dalam masyarakat memang telah
ada sejak zaman dahulu,. Namun , dewasaini perubahan-perubahan tersebut
berjalan dengan sangat cepatnya sehingga membingungkan manusia yang
menghadapinya, yang sering berjalan secara konstan. Ia memang terikat oleh
waktu dan tempat. Akan tetapi, karena sifatnya yang berantai, perubahan
terlihat berlangsung terus, walaupun diselingi keadaan di mana masyarakat
mengadakan reorganisasi unsur-unsur struktur masyarakat yang terkena perubahan.
Dibawah ini kami akan memaparkan tentang
perubahan-perubahan sosial, dimana dalam perubahan terdiri dari pengertian
perubahan sosial, ruang lingkup perubahan sosial, faktor penyebab perubahan
sosial, bentuk perubahan sosial, factor-faktor mempengaruhi jalannya proses
perubahan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Perubahan Sosial
Setiap kehidupan masyarakat manusia
senantiasa mengalami suatu perubahan sosial. Perubahan sosial pada kehidupan
manusia mempunyai kepentingan yang tak terbatas. Perubahan akan Nampak setelah
tatanan dan kehidupan masyarakat yang lama dapat dibandingkan dengan tatanan
dan kehidupan masyarakat yang baru. Perubahan yang terjadi dapat merupakan
kemajuan atau mungkin justru kemunduran. Unsur-unsur kemasyarakatan yang
mengalami perubahan biasanya adalah mengenai nilai, sosial, norma sosial, pola
perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, startifikasi sosial,
kekuasaan, tanggung jawab, dan kpemimpinana. Dalam masyarakat maju atau
masayarakat berkembang perubahan sosial berkaitan erat dengan perkembangan ekonomi
(Zindan, 1993).
Perubahan sosial dikalangan para
sosiolog memiliki pengertian yang berbeda. Berbedanya pengertian perubahan
sosial tersebut sebagai konsekuensi dari kekaburan yang sering dialami ahli
sosial di dalam memberikan penjelasan tentang ruang lingkup, batasan pengertian
dan aspek-aspek, terutama dalam perubahan sosial. Sebagai upaya menghindari
kesulitan tersebut, maka factor utama
paling penting untuk diketahui dan dipahami adalah tentang batasan dan
pengertian dari perubahan sosial itu sendiri.
Menurut Wilbert Moore (1967:3) perubahan sosial sebagai perubahan sosial
yang terjadi dalam “struktur sosial”dan yang dimaksud dengan struktur sosial
adalah “pola-pola perilaku” dan intraksi sosial. Moore memasukan ke dalam
sefinisi perubahan sosial sebagai eksperesi mengenai struktur seperti norma,
nilai, fenomena kultur. Selo Soemardjan (1964) berpendapat bahwa perubahan
sosial adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyrakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk didalam nilai-nilai,
sikap-sikap dan pola-pola perilaku diantara kelompok masyarakat. Roucek dan
Warren (1984), mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan dalam
proses sosial atau dalam struktur sosial. Sedangkan Soedjona Dirdjosiswora
(1985), merumuskan definisi perubahan sosial sebagai perubahan fundamental yang
terjadi dalam struktur sosial, system sosial, dan organisasi sosial. Jelaslah,
bahwa perubahan masyarakat dalam intinya ialah perubahan norma-norma
masyarakat. Karena perubahan norma dan proses pembentukan norma baru merupakan
inti dari usaha mempertahankan persetuan kehidup kelompok,dengan sendirinya
proses perubahan masyarakat menjadi proses diisintegrasi dalam banyak bidang,
sehingga demi kemajuan harus diusahakan adanya reintegrasi yaitu: penampungan
kembali dalam suatu kehidupan bermasyarakat yang lebih cocok dengan kebutuhan
baru masyarakat di mana norma-norma yang lebih cocok ini akan merupakan ikatan
dari masyarakat yang baru/ lebih luas (Susanto, 1985:160).[1]
II. Ruang Lingkup Perubahan Sosial
Ruang lingkup perubahan sosial
meliputi bidang yang sangat luas. Sebagaimana dinyatakan Selo Soemardjan
perubahan sosial adalah “ segala perubahan pada lembaga –lembaga kemasyarakatan
di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk
didalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok dalam
masyarakat (Soekanto,2002)
Perubahan sosial meliputi berbagai
bidang, seperti bidang pendidikan, ekonomi, hokum, dan teknologi. Sebaliknya
perubahan sosial yang terjadi dapat hanya meliputi bidang tertentu saja dan
terbatas pula ke dalamnya. Misalnya, perubahan pada bidang pendidikan yang baru
mencapai tarap norma dan nilai belum sampai ke tarap perilaku. Sosial dapat
terjadi pada tingkat individu, kelompok sosial, kelompok besar, maupun kelompok
yang sangat besar. perubahan sosial pada bidang tertentu yang akan pada tingkat
yang luas, misalnya tentang timbulnya kesadaran terhadap usaha pelestarian.[2]
III. Faktor-Faktor Perubahan Sosial
Untuk mempelajari perubahan
masyarakat, perlu diketahui sebab-sebab yang melatari terjadinya perubahan itu,
apabila didetiliti lebih mendalam mengenai
sebab terjadinya suatu perubahan
masyarakat, mungkin dikarenakan adanya sesuatu yang dianggap sudah tidak
lagi memuaskan mungkin saja perubahan perubahan terjadi karena ada factor baru
yang lebih memuaskan masyarakat sebagai pengganti factor yang lama itu, mungkin
juga masyarakat mengadakan perubahan karena terpaksa demi untuk menyelesaikan
suatu factor dengan faktor-faktor lain yang sudah mengalami perubahan terlebih
dahulu.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa
mungkin ada sumber sebab-sebab tersebut yang terletak di dalam masyarakat itu
sendiri dan ada yang letaknya di luar.[3]
Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri, antara lain sebagai
berikut:
a.
Bertambahnya
atau berkurangnya penduduk
Pertambahan penduduk yang sangat
cepat di pula jawa menyebabkan terjadinya perubahan dalam sturuktur masyarakat,
terutama lembaga-lembaga kemasyarakatannya, missal, orang lantas mengenal hak
milik individual atas tanah, gadai tanah, bagi hasil dan selanjutnya yang
sebelumnya tidak dikenal.
Berkurannya penduduk mungkin
disebabkan berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah
lain (misalnya transmigrasi). Perpindahan penduduk mengakibatkan kekosongan,
misalnya, dalam bidang pembagian kerja dan stratifikasi sosial, yang
mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan. Perpindahan penduduk telah
berlangsung berates-ratus ribu tahun lamanya di dunia ini. Hal itu sejajar
dengan bertambah banyaknya manusia penduduk bumi ini. Pada masyarakat yang mata
pencarian utamanya berburu, perpindah sering kali dilakukukan , yang tergantung
dari persedian hewan-hewan buruannya. Apabila hewan-hewan tersebut habis,
mereka akan berpindah ke tempat lainnya.
b.
Penemuan-penemuan
baru
Suatu proses sosial dan kebudayaan
yang besar, tetapi yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama
disebut dengan inovasi atau innovation.[4]proses
tersebut meliputi suatu penemuan baru, jalannya unsur kebudayaan baru yang
tersebar ke lain-lain bagian masyarakat, dan cara-cara unsur-unsur kebudayaan
baru tadi diterima. Dipelajari, dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang
bersangkutan.
Penemuan-penemuan baru sebagai
sebab terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian
discovery dan invention. Discovery adalah penemuan unsur
kebudayaanyang baru baik berupa alat, ataupun yang berupa gagasan yang
diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para individu.
Apabila ditelaah lebih lanjut
perihal penemuan-penemuan baru, terlihat ada beberapa factor pendorong yang
dipunyai masyarakat. Bagi individu pendorong tersebut adalah antara lain:
ü Kesadaran individu-individu akan
kekurangan dalam kebudayaan
ü Kualitas ahli-ahli dalam suatu
kebudayaan
ü Perangsang bagi aktivitas-aktivitas
penciptaan dalam masyrakat.[5]
c.
Pertentangan
(conflict) masyarakaterjadinya
Pertentangan (conflict) masyarakat
mungkin pila menjadi sebab terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan.
Pertentanga-pertentangan mungkin terjadi antara individu dengan kelompok atau
perantara kelompok dengan kelompok.
Umumnya masyarakat tradisional di
Indonesia bersifat kolektif. Segala kegiatan didasarkan pada kepentingan
masyarakat. Kepentingan individu walapun diakui, tertapi mempunyai fungsi
sosial. Tidak jarang timbul pertentangan antara kepentingan individu dengan
kepentingan kelompoknya, yang dalam hal-hal tertentu dapat menimbulkan
perubahan-perubahan.[6]
d.
Terjadinya
pemberontak atau revolusi
Revolusi yang meletus pada oktober
1917 di rusia telah menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar Negara Rusia
yang mula-mulamempunyai bentuk kerajaan absolut berubah menjadi dictator
proletariat yang dilandasrkan pada doktrin Marxis. Segenap lembaga
kemasyarakatan, mulai dari bentuk Negara sampai keluarga batih, mengalami
perubahan-perubahan yang mendasar.
Suatu perubahan sosial dan
kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab-sebab yang berasal dari luar
masyarakat itu sendiri, antara lain sebagai berikut.
1.
Sebab-sebab
yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia
Terjadinya
gempa bumi, topan, banjir besar, dan lain-lain mungkin menyebabkan
masyarakat-masyarakat yang mendiami daerah=daerah tersebut terpaksa harus
meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat
tinggalnya yang baru, mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alamyang
baru tersebut.. kemungkinan hal tersebut mengakibatkan terjadinya
perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan.
2.
Peperangan
Peperangan
dengan Negara lain dapat juga menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan sosial karena biasanya Negara yang menang
akan memaksakan kebudayaannya pada Negara yang kalah. Contoh nya adalah
Negara-negara yang kalah dalam perang Dunia kedua banyak sekali mengalami
perubahan dalam lembaga kemasyarakat. Negara-negara yang kalah dalam perang
Dunia seperti Jerman dan jepang mengalami perubahan-perubahan besar dalam
masyarakat.
3.
Pengaruh
kebudayaan masyarakat lain
Apabila
sebab-sebab perubahan bersumber pada masyarakat lain, itu mungkin terjadi
karena kebudayaan dari masyarakat lain melancarkan pengaruhnya. Hubungan yang
dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecendrungan untuk
menimbulkan pengaruh timbal balik, artinya, masing-masing masyarakat mempengaruhi
masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain
itu.
IV. Bentuk Perubahan Sosial
Perubahan- perubahan sosial yang
terjadi dalam masyarakat dapat dibedakan atas beberapa bentuk yaitu: perubahan
evolusi dan perubahan revolusi perubahan tak berencana dan perubahan berencana
1. Perubahan evolusi dan perubahan revolusi
a.
Perubahan
evolusi
Bahonnan (1963: 360) mengatakan
bahwa evolusi adalah perubahan yang lama dengan rentetan perubahan kecil yang
saling mengikuti dengan lambat. Dalam evolusi perubahan terjadi dengan
sendirinya tanpa rencana hal ini terjadi sebagai akibat usaha-usaha masyarakat
untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan dan kondisi-kondisi yang baru
muncul, mengikuti pertumbuhan masyarakat.[7]
Inkeles (1965:31) mengolongkan
tiori evaluasi menjadi tiga bentuk
ü Unlinear theory of evalution,
berpendapat bahwa manusia dan masyarakat (termasuk kebudayaan) mengalami
perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu. Bermula dari bentuk yang
sederhana kemudian bentuk yang komplesks. Sampai pada tahap yang sempurna.
Peloporan
tiori ini antara lain Augst Comte dan Herbert spancer. Hal senada juga di
ungkap Vilfredo Pareto, yang mengemukakan Cyclical Theories. Ia berpendapat,
bahwa masyarakat dan kebudayaan mempunyai tahap-tahap perkembangan yang
merupakan lingkaran dimana suatu tahap tertentu dapat dilalui berulang-ulang
Pitrim A Sorokin (1957) berpendapat bahwa masyarakat berkembang melalui tahap
yang masing-masing didasarkan pada suatu system kebenaran ia membedakan dalam
tiga tahap yaitu:
·
Yang
dasarnya adalah kepercayaan
·
Dasarnya
adalah panca indra manusia
·
Dasarnya
adalah kebenaran
ü Universat Theory of Evolution. Teori ini menyatakan bahwa
perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap tertentu yang tetap
kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evaluasi tertentu.
ü Multilined Theories of Evolution
Teori
ini berfokus pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan
tertentu dalam evoluasi masyarakat: misalnya penelitian tentang pengaruh
sisitem mata pencarian dari system berburu kepertaniaan. Tahap system
kekeluarga dalam masyarakat yang bersangkutan.
b. Perubahan revolusi
Perubahan yang bersifat revolusi
dimana perubahan berlangsung secara cepat dan tidak ada kehendak atau
perencanaan sebelumnya: secara sosialogi, perubahan revolusi dapat diartikan
sebagai perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga
kemasyarakatan yang berlangsung relafif cepat perubahan tersebut dapat terjadi
karena sudah ada perencanaan sebelumnya atau mungkin tidak berguna sekali.
Perubahan revolusi sering kali diawali oleh ketegangan atau konflik dalam tubuh
masyarakat yang bersangkutan: ketegangan itu sulit untuk dihindari bahkan tidak
bisa dikendali sehingga kemudian menjelma dengan terjadi tindakan revolusi.
Unsur-unsur pokok dari revolusi adalah sipat berikut:
ü Adanya perubahan cepat: ukuran kecepatan
revolusi ngansangat relative. Hal ini karena revolusi dapat memakan waktu yang
lama misalnya: Revolusi industry di inggris yang mana perubahan berlangsung
dari tahap produksi tanpa mesin ke tahap
produksi dengan mesin sehingga revolusi di inggris dianggap cepat.
ü Perubahan tersebut menyangkut
sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat
misalnya perubahan di inggris tersebut dapat dikatakan sebagai revolusi karena
mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, seperti hubungan antara
majikan dengan buruh yang system kekeluargaan. Menurut Soekanto(2002:314)
syarat terjadinya revolusi adalah sebagai berikut:
·
Perubahan
kecil dan perubahan besar
Perubahan yang pengaruhnya kecil
adalah perubahan–perubahan pada unsur struktur sosial yang tidak membawa
pengarah langsung atau pengaruh yang bagi masyarakat: misalnya perubahan model
pakaian , perubahan itu hanya akan mengubah industry pakaian. Sehingga tidak
berpengaruh diseluruh sector kehidupan , termasuk perubahan lembaga masyarakat.
Perubahan besar adalah perubahan
yang akan membawa pengaruh pada perubahan lembaga kemasyarakatan , misalnya
perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industry akan membawa perubahan
diseluruh sector kehidupan termasuk perubahaan lembaga kemasyarakatan.
c.
Perubahaan
yang direncanaakan dan yang tidak direncanakan
Perubahan yang direncanakan adalah
perubahan-perubahan terhadap lembaga-lembaga kemasyarakatan yang didasarkan
pada perencanaan yang matang oleh pihak-pihak yang menghendaki perubahan
tersebut.
V. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jalannya
Proses Perubahan
1.
Factor-faktor
yang mendorong jalannya proses perubahan
Dalam
masyarakat di mana terjadi suatu proses perubahan, terdapat factor-faktor yang
mendorong jalannya perubahan yang terjadi, factor-faktor tersebut antara lain
adalah sebagai berikut:
a.
Kontak
dengan kebudayaan lain
Ralp Linton (1936) mengatakan,
bahwa salah satu prosese yang menyangkut kontak dengan kebudayaan lain adalah
difusi. Ia mengertikan difusi sebagai proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan
individu ke individu yang lain dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain,
sehingga dapat dihimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Difusi
berperan dalam menyebarkan penemuan baru pada masyarakat luas, sehingga seluruh
manusia menikmati manfaatnya( Soekanto,2002:362). [8]
Faktor-faktor yang mempengaruhi
difusi masyarakat antara lain, yaitu:
1) Adanya kontak masyarakat-masyarakat
tersebut.
2) Kemampuan untuk mendemonstrasikan
kemanfaat penemuan baru tersebut
3) Pengakuan akan kegunaan penemuan baru.
4) Ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang
menyaingi unsur-unsur penemuan baru tersebut
5) Peran masyarakat yang menyebabkan
penemuan-penemuan baru di dunia ini.
6) Paksaan dapat juga dipergunakan untik
menerima suatu penemuan baru.
b. System pendidikan formal yang maju
Pendidikan mengajarkan aneka macam
kemapuan kepada individu, pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi
manusia, terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru dan juga
bagaimana cara berpikir secara ilmiah. Pendidikan mengajarkan manusia untuk
dapat berpikir secara objektif, yang akan memberikan kemampuan untuk menilai apakah
kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan zaman atau
tidak.[9]
c. Sikap menghargai hasil karya seseorang
dan keinginan-keinginan untuk maju
Apabila sikap tersebut melembaga
dalam masyarakat, masyarakat merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan
baru. Hadiah Nobel, misalnya, merupakan pendorong untuk menciptakan hasil-hasil
karya baru. Di Indonesia juga dikenal system penghargaan yang tertentu, walapun
masih dalam arti yang sangat terbatas dan belum merata.
d. Teloransi terhadap perbuatan-perbuatan
yang menyimpang (devition), yang bukan merupakan delik
e. System terbuka lapisan masyarakat (open
stratification)
System ini memungkin adanya mobilitas
sosial vertical yang luas atau berarti memberikan kesempatan kepada para
individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri.
f. Penduduk yang hetrogen
Masyarakat yang hetrogen dan segala
hal akan mempermudah terjadinya pertentangan yang akhirnya berujung sebagai
pendorongan bagi terjadinya perubahan dalam masyarakat.
g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap
bidang-bidang kehidupan tertentu
Ketidakpuasaan yang berlangsung
terlalu lama dalam masyarakat memungkinkan timbulnya revolusi.
h. Orentasi kemasa depan
i. Nilai bahwa manusia harus senantiasa
berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya
2.
Factor-faktor
yang menghalangi terjadinya perubahaan
Soekanto (2002:330) menyebutkan,
setidaknya ada 10 faktor yang menghalangi terjadinya perubahan sosial, yaitu:
a.
Kuranganya
hubungan dengan masyarakat lian
b.
Perkembangan
ilmu pengetahuan yang lambat. Hal ini juga biasaanya terjadi pada masyarakat
yang ter isolir
c.
Adanya
kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested interests
d.
Rasa
takut akan terjadinya kegoyahaan pada integrasi kebudayaan
e.
Prasangka
terhadap hal-hal baru atau sikap yang tertutup
f.
Hambatan
–hambatan yang bersifat ideologis. Setiap usaha perubahan pada unsur kebudayaan
rohaniah biasanya diartikan sebagai usaha yang melawan ideology masyarakat.
g.
Adat
atau kebiasaan. Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota
masyarakatdi dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.
h.
Nilai
bahwa hidup ini pada hakikatnya baruk dan tidak mungkin diperbaiki
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi
dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya,
termasuk didalammya, nilai, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok
masyarakat. Dimana dalam perubahan sosial ada paktor pendorang seperti,
pendidikan formal yang maju, menghargai inovasi, kontak dengan kebudayaan dan
lain-lain, selain factor pendorong juga ada faktor
yang menghambat perubahan seperti: kurangnya hubungan dengan masyarakat,
pengembangan pengetahuan yang terlambat, sikap masyarakat yang sangat
tradisional dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin,2007,
Nahdlatul Wathan dan perubahan sosial, penerbit STIT Nurul Hakim Press dan
Genta Press: Yogyakarta.
Selo
Soemardjan,”Pengembangan Ilmu Sosiologi di Indonesia dari 1945 sampai 1965”.
Research di Indonesia 1945-1965, jilid IV. Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya
Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (ed). Setangkai bunga sosiologi . Jakarta :
Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1974
Basrowi,
Pengantar Sosiologi, Penerbit: Ghalia Indonesia.
Koentjaraningrat,
Pengantar Antropologi, Jakarta: Penerbit Universitas, 1965
Soerjona Soekanto, Teori Sosiologi
Tentang Perubahan Sosial, Jakarta:
Ghalia Indonesia
[1] Baharuddin, sosiologi suatu pengantar, hlm,119-121
[2] Baharuddin,sosiologi suatu pengantar,hlm,121-122
[3] Selo Soemardjan dan Seolaeman Soemardi, op.cit., him. 489. Mac lver
dan page dalam bukunya society,an introductory analysis, menyebutkan
lingkungan alam fisik, factor teknologi dan factor kebudayaan sebagai penyebab
perubahan-perubahan. Lihat hlm, 509,531,542,574 dari buku tersebut
[4] Koentjaraningrat, pengantar Antropologi, (Jakarta: penerbit
Universitas, 1965) hlm 135 dan sererusnya
[5] Ibid, hlm 137
[6] Soerjono Soekanto, sosiologi suatu penghantar,hlm, 280
[7] Basrowi, pengantar sosiologi, hlm 162-165
[9] Soerjono Soekanto,sosiologi suatu pengantar, hlm,285
Tidak ada komentar:
Posting Komentar