Kamis, 12 November 2015

"TEKHNIK ANALISIS DATA" (METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL)


METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL
“TEKHNIK ANALISIS DATA”
A.    Pengertian Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dan memerlukan ketelitian serta kekritisan dari peneliti. Pola analisis mana yang akan digunakan, apakah analisis statistic atau non statistic perlu dipertimbangkan oleh peneliti.[1]
Pada prinsipnya, pengolahan data atau analisis data ada dua cara, hal ini tergantung dari datanya, yaitu:
1.      Analisis non statistic
2.      Analisis statistic
Analisis non statistic dilakukan terhadap data yang bersifat kualitatif, biasanya berupa studi literer atau studi empiris. Dalam hal ini penelitian kualitatif mengajak seseorang untuk mempelajari sesuatu masalah yang ingin diteliti secara mendasar dan mendalam sampai ke akar-akarnya. Masalah dilihat dari berbagai segi. Data yang dikumpulkan bukanlah secara random (mekanik), tetapi di kuasai oleh pengembangan hipotesis. Apa yang ditemukan pada suatu saat adalah satu pedoman yang langsung terdapat apa yang akan dikumpulkan berikutnya dan dimana akan dicari.
Sedangkan analisis statistic berangkat dari data yang bersifat kuantitaif. Model analisis yang digunakan harus relevan dengan:
1.      Jenis data yang akan di analisis,
2.      Tujuan penelitian
3.      Hipotesis yang akan di uji
4.      Rancangan penelitiannya
Setiap jenis, model, atau rumus statistic yang digunakan untuk menganalisis data mendasarkan adanya asumsi-asumsi yang harus di penuhi.
Pada umumnya, statistic dibagi dua, yaitu 1) statistic deskriptif dan 2) statistic inferensial. Analisis statistic deskriptif biasanya dipergunakan kalau tujuan penelitiannya untuk penjajagan atau pendahuluan, tidak menarik kesimpulan, hanya memberikan gambaran atau deskripsi tentang data yang ada. Analisis statistic inferensial dipergunakan jika peneliti akan memberikan interpretasi mengenai data atau ingin menarik kesimpulan dari data yang dihasilkan.
Dalam menganalisis data, data harus segera di analisis setelah dikumpulkan dan dituangkan dalam bentuk laporan lapangan. Tujuan analisis data ialah untuk mengungkapkan: a) data apa yang masih perlu dicari, b) hipotesis apa yang perlu di uji, c) pertanyaan apa yang perlu dijawab, d) metode apa yang harus digunakan untuk mendapatkan informasi baru, dan e) kesalahan apa yang harus segera diperbaiki.[2]
B.     Langkah-langkah analisis data
Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah yaitu:
·         Persiapan
·         Tabulasi
·         Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian[3]
1.      Persiapan
Kegiatan dalam persiapan ini antara lain:
1.      Mengecek nama dan kelengkapan idenititas pengisi. Apalagi, instrumennya anonym, perlu sekali di cek sejauh mana atau identitas apa saja yang sangat dipelukan bagi pengolahan data lebih lanjut.
2.      Mengecek kelengkapan data, artinya mengisi instrument pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan lembaran instrument barangkali ada yang terlepas atau sobek). Apabila ternyata ada kekurangan isi atau halaman, maka perlu dikembalikan atau di ulang ke kancah. Bagi instrument yang anonym dan tidak mungkin dikembalikan kepada pengisi tentu saja agak merepotkan karena keadaan ini menyebabkan kekurangan responden. Untuk memperoleh responden yang cukup, peneliti harus mengumpulkan data lagi dengan mencari responden baru yang masih dalam wilayah populasi.
3.      Mengecek macam isian data. Jika di dalam instrument termuat sebuah atau beberapa item yang di isi “tidak tahu” atau isian lain bukan yang dikehendaki peneliti. Padahal isian yang diharpakan tersebut merupakan variable pokok, maka item peru di drop.
Contoh:
Sebagian dari penelitian kita dimaksudkan untuk melihat hubungan antara pendidikan orang tua dengan prestasi belajar murid. Setelah angket kembali dan isiannya kita cek, beberapa murid mengisi tidak tahu pendidikan orang tuanya, sebagian jawabannya meragukan dan sebagaian lain dikosongkan. Dalam keadaan seperti ini maka maksud mencari hubungan pendidikan orang tua dengan prestasi belajar lebih baik diurungkan saja, dalam arti itemnya didrop, dan dihilangkan dari analisis.
Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih/menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data terpakai saja yang tinggal. Langkah persiapan bermaksud merapikan data agar bersih dan rapi tinggal mengadakan pengelolaan lanjutan atau menganalisis.
Bagi peneliti yang tidak berkecimpung dalam dunia pendidikan sebetulnya dapat saja menggunakan penjelasan-penjelasan ini sebagai contoh saja dan kasus dan variabelnya dapat diganti sesuai dengan judul dan masalah penelitiannya. Sebagai contoh kalau dalam uraian baru saja di sampaikan ini mengenai latar belakang pendidikan orang tua prestasi belajar siswa, yang menunjukkan adanya hubungan sebab akibat maka kasusnya dapat diganti dengan kariyawan dengan kinerjanya. Untuk bidang menajemen, mungkin antara latar belakang pendidikan atau pengalaman manajer dengan kemampuan memimpin bawahan. Demikian juga sesudah sampai pada cara mengklasifikasikan data dalam tabulasi, dapat disesuaikan dengan peringkat atau kelompok data yang dikumpulkan.
2.      Tabulasi
G.E.R. Buroughas mengemukakan klasifikasi analisis data sebagai berikut.
1. Tabulasi Data (The Tabulation of the Data)
2. Penyimpulan data (The Summarizing of the Data)
3. Analisis data untuk tujuan testing hipotesis
4. Analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan

Termasuk ke dalam kegiatan tabulasi ini antara lain:
1.      Memberikan skor (Scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor. Misalnya Tes, angket bentuk pilihan ganda, ratin scale, dan sebagainya.
2.      Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.
3.      Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik analisis yang akan digunakan.
4.      Memberikan kode (coding) dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan computer. Dalam hal ini pengolah data memberikan kode pada semua variable, kemudian mencoba menemukan tempatnya di dalam coding sheet (coding form), dalam kolom beberapa baris ke berapa. Apabila akan dilanjutkan, sampai kepada petunjuk penempatan setiap variable pada kartu kolom (punc cord).
3.      Penerapan Data Sesuai dengan Pendekatan Penelitian
Maksud rumusan yang dikemukakan dalam hal ini adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang di ambil.
Untuk mempermudah cara mengikuti uraian pengolahan data, akan di sajikan dengan sistematika yang telah disajikan dengan sistematika yang telah dikemukakan. Ada empat jenis problematic atau permasalahan yang diajukan:
1)      Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena
2)      Problema komparasi, problema yang bertujuan untuk membandingkan dua fenomena atau lebih
3)      Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena yang kedudukannya sejajar (bukan merupakan sebab akibat)
4)      Problema untuk melihat pengaruh sesuatu treatment atau ingin melihat variabel bebas dengan variabel terikat.
Sebagai tambahan penjelasan, yang dimaksud dengan data yang diterapkan dalam perhitungan adalah data yang disesuaikan dengan jenis data, yakni diskrit, ordinal, interval dan ratio. Pemilihan terhadap rumus yang digunakan kadang-kadang disesuaikan dengan jenis data, tetapi ada kalanya peneliti menentukan pendekatan/rumus, kemudian data yang ada di ubah, disesuaikan dengan rumus yang sudah dipilih.
Adapun caranya, sudah dijelaskan dibagian terdahulu, ketika membicarakan jenis data. Bagi peneliti yang menyukai statistik, bab ini menyajikan berbagai rumus yang dapat digunakan untuk mengolah data. Apabila peneliti berkeinginan untuk menggunakan jasa komputer, sebetulnya tinggal menyerahkan data yang diperoleh pada pengolah data, dan tinggal menunggu hasilnya. Namun demikian, buta sama kali rumus juga kurang disegyogyakan bagi peneliti yang menghendaki kepuasan batin dan mantap disebut sebagai peneliti. Dengan demikian meskipun sudah menyerahkan pengolahan datanya kepada operator komputer, sebaiknya tetap mencermati rumus-rumus yang disajikan dalam buku ini, sehingga ketika akan maju tidak ragu-ragu, dan apabila ada penguji yang bertanya tentang analisis yang digunakan, dapat dijelaskan secara mantap. Maju ujian dengan mantap ibarat tentara yang maju perang tanpa ragu menghadapi musuh.
C.     Tekhnik Analisis Data (Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial)
A. Statistik Deskriptif
1.      Pengertian Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.[4]
Pada statistik deskriptif ini, akan dikemukakan cara-cara penyajian data, dengan tabel biasa maupun distribusi frekuensi; grafik garis maupun batang; diagram lingkaran; pictogram; penjelasan kelompk melalui modus, median, mean dan variasi kelompok melalui rentang dan simpangan baku.
2.      Penyajian Data
Setiap peneliti harus dapat menyajikan data yang telah diperoleh, baik yang diperoleh melalui observasi, wawancara, kuesioner (angket) maupun dokumentasi. Prinsip dasar penyajian data adalah komunikatif dan lengkap, dalam arti data yang disajikan dapat menarik perhatian pihak lain untuk membacanya dan mudah memahami isinya. Penyajian data yang komunikatif dapat dilakukan dengan: penyajian data dibuat berwarna, dan bila data yang disajikan cukup banyak, maka perlu bervariasi penyajiannya (tidak hanya dengan tabel saja).
Penyajian data dengan pictogram, (yang dapat menggambarkan realitas yang sebenarnya) merupakan penyajian data yang paling komunikatif, tetapi sulit membuatnya dan mahal. Tetapi setelah ada peralatan komputer, pembuatan pictogram dan berbagai model penyajian data menjadi sangat mudah menjadi masalah lagi.
Beberapa cara penyajian yang akan dikemukakan disini adalah: penyajian dengan tabel, grafik, diagram lingkaran dan pictogram.
1.   Tabel
Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan tabel merupakan penyajian yang banyak digunakan, karena lebih efisien dan komunikatif. Terdapat dua macam tabel, yaitu tabel biasa dan tabel distribusi frekuensi.
Setiap tabel, berisi judul tabel setiap kolom, nilai data dalam setiap kolom, dan sumber data darimana data tersebut diperoleh. Contoh-contoh penyajian dengan tabel biasa ditunjukkan kepada tabel 2.1 yang merupakan tabel dengan data nominmal; tabel 2.2 dengan data ordinal, dan tabel 2.3 merupakan dengan data interval.
2.   Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel distribusi frekuensi disusun bila jumlah data yang akan disajikan cukup banyak, sehingga kalau disajikan dalam tabel biasa menjadi tidak efisien dan kurang komunikatif, selain itu, tabel ini juga dibuat untuk persiapan pengujian terhadap normalitas data yang menggunakan kertas peluang normal.
3.   Grafik
Selain dengan tabel, penyajian data yang cukup populer dan komunikatif adalah dengan grafik. Pada umumnya terdapat dua macam grafik yaitu: grafik garis atau polygon dan grafik batang atau histogram. Grafik batang ini dapat dikembangkan lagi menjadi grafik balok atau tiga dimensi. Suatu grafik selalu menunjukkan hubungan antara: jumlah: dengan variabel lain, misalnya waktu.
4.   Diagram Lingkaran (Piechart)
Cara lain untuk menyajikan data hasil penelitian adalah dengan diagram lingkaran (piechart). Diagram lingkaran digunakan untuk membandingkan data dari berbagai kelompok.
5.   Pictogram (Grafik Gambar)
Adakalanya supaya data yang disajikan lebih komunikatif, maka penyajian data dibuat dalam bentuk pictogram.
B.  Statistik Inferensial
1.      Pengertian Statistik Inferensial
Jika penelitian dimaksudkan untuk menganalisis hubungan antara variabel atau menguji hipotesis asosiasi (korelasi), analisis yang digunakan ialah analisis statistika inferensial (statistik induktif). Horvath mendefinisikan statistik inferensial sebagai berikut:
“Inferential statistic is the body of rules and procedures by which general statements are made about people or events based on the obeservation of a relative few”.[5]
Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan/diinferensialkan kepada populasi dimana sampel diambil.
Ada dua pilihan penggunaan statistik inferensial, yaitu analisis parametrik dan analisis statistik non parametrik. Tentang uji statistik parametrik dan uji statistik nonparametrik, Horvath mengatakan sebagai berikut:
“ Parametic statistical test involve estimetion of or assumptions regarding parameters and assume certain characteristics of raw data distributions, usually normality of the dependent variable scores or of the sampling distribution of the statistic of interest. Nonparametric statistical test the not involve parameter estimation or depend on assumptions of normality or any other particular shape of the raw data distribution”.

 Statistik inferensial menurut Hovarth ada dua macam, yaitu:

v  Statistik Parametrik
Statistik Parametrik, yaitu ilmu statistik yang mempertimbangkan jenis sebaran atau distribusi data, yaitu apakah data menyebar secara normal atau tidak. Dengan kata lain, data yang akan dianalisis menggunakan statistik parametrik harus memenuhi asumsi normalitas. Pada umumnya, jika data tidak menyebar normal, maka data seharusnya dikerjakan dengan metode statistik non-parametrik, atau setidak-tidaknya dilakukan transformasi terlebih dahulu agar data mengikuti sebaran normal, sehingga bisa dikerjakan dengan statistik parametrik.
                        Contoh metode statistik parametrik:  
a. Uji-z (1 atau 2 sampel)
b. Uji-t (1 atau 2 sampel)
c. Korelasi pearson,
d. Perancangan percobaan (one or two-way anova parametrik), dll.
Ciri-ciri statistik parametrik:
                                    -   Data dengan skala interval dan rasio
                                    -   Data menyebar/berdistribusi normal
Keunggulan dan kelemahan statistik parametric:
Keunggulan:
·         Syarat syarat parameter dari suatu populasi yang menjadi sampel biasanya tidak diuji dan dianggap memenuhi syarat, pengukuran terhadap data dilakukan dengan kuat.
·         Observasi bebas satu sama lain dan ditarik dari populasi yang berdistribusi normal serta memiliki varian yang homogen.
Kelemahan:
·         Populasi harus memiliki varian yang sama.
·         Variabel-variabel yang diteliti harus dapat diukur setidaknya dalam skala interval.
·         Dalam analisis varian ditambahkan persyaratan rata-rata dari populasi harus normal dan bervarian sama, dan harus merupakan kombinasi linear dari efek-efek yang ditimbulkan.

v  Statistik Non-Parametrik
Statistik Non-Parametrik, yaitu statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Selain itu, statistik non-parametrik biasanya menggunakan skala pengukuran sosial, yakni nominal dan ordinal yang umumnya tidak berdistribusi normal.
Contoh metode statistik non-parametrik:
a. Uji tanda (sign test)
b. Rank sum test (wilcoxon)
c. Rank correlation test (spearman)
d. Fisher probability exact test.
e. Chi-square test, dll.
Ciri-ciri statistik non-parametrik :
-    Data tidak berdistribusi normal
-    Umumnya data berskala nominal dan ordinal
-    Umumnya dilakukan pada penelitian sosial
-    Umumnya jumlah sampel kecil
Keunggulan dan kelemahan statistik non-parametrik : 
·         Tidak membutuhkan asumsi normalitas.
·          Secara umum metode statistik non-parametrik lebih mudah dikerjakan dan lebih mudah dimengerti jika dibandingkan dengan statistik parametrik  karena ststistika non-parametrik tidak membutuhkan perhitungan matematik yang rumit seperti halnya statistik parametrik.
·         Statistik non-parametrik dapat digantikan data numerik (nominal) dengan jenjang (ordinal).
·         Kadang-kadang pada statistik non-parametrik tidak dibutuhkan urutan atau jenjang secara formal karena sering dijumpai hasil pengamatan yang dinyatakan dalam data kualitatif.
·         Pengujian hipotesis pada statistik non-parametrik dilakukan secara langsung pada pengamatan yang nyata.
·         Walaupun pada statistik non-parametrik tidak terikat pada distribusi normal populasi, tetapi dapat digunakan pada populasi berdistribusi normal.
Kelemahan:
·         Statistik non-parametrik terkadang mengabaikan beberapa informasi tertentu.
·         Hasil pengujian hipotesis dengan statistik non-parametrik tidak setajam statistik parametrik.
·         Hasil statistik non-parametrik tidak dapat diekstrapolasikan ke populasi studi seperti pada statistik parametrik. Hal ini dikarenakan statistik non-parametrik mendekati eksperimen dengan sampel kecil dan umumnya membandingkan dua kelompok tertentu. (Khairul Amal).












[1] Dra.Nurul Zuriah,M.S.i.2009.Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.Jakarta:PT Bumi Aksara,hlm.198
[2] Dr.Husaini Usman,M.Pd.2004.Metodologi Penelitian Sosial.Jakarta:PT Bumi Aksara,hlm.86
[3]Prof.Dr.Suharsimi Arikunto.2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:PT Renika Cipta,hlm.235
[4] Prof.Dr.Sugiyono.2014.Statistika Untuk Penelitian.Bandung:ALFABETA.Hlm,29.
[5] Dr.Ulber Silalahi, M.A.2010.Metode Penelitian Sosial.Bandung:PT REFIKA ADITAMA,hlm.337

Tidak ada komentar:

Posting Komentar