PEKERJAAN SOSIAL
A. Pengertian Pekerjaan Sosial
Edi Suharto mengatakan bahwa
pekerjaan sosial adalah profesi pertolongan kemanusiaan yang bertujuan untuk
membantu individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat agar mampu untuk
menjalankan tugas-tugas kehidupannya sesuai dengan peranannya.[1]
Abu Huraerah berpendapat bahwa
pekerjaan sosial adalah aktifitas professional untuk menolong individu,
kelompok, dan masyarakat dalam meningkatkan atau memperbaiki kapasitas mereka
agar berfungsi sosial dan menciptakan kondisi-kondisi masyarakat yang kondusif
untuk mencapai tujuan tersebut.[2]
Endang Moerdopo mengatakan bahwa
pengertian pekerjaan sosial adalah salah satu bidang ilmu sosial terapan yang
mempelajari aktivitasaktivitas pertolongan dengan menggunakan prinsip dan
metodologi yang dapat diukur. Dalam hal ini kegiatan pekerjaan sosial berfokus
pada interaksi manusia dengan lingkungan sosialnya. Endang juga mengatakan
bahwa pekerja sosial adalah suatu pelayanan profesional yang didasarkan pada
Ilmu dan ketrampilan dalam relasi kemanusiaan yang bertujuan untuk membantu, baik
secara perorangan maupun di dalam kelompok untuk mencapai kepuasan dan ketidak
tergantungan secara pribadi dan sosial.[3]
Selain dari ketiga pendapat di atas,
Isbandi Rukminto berpendapat bahwa pekerjaan sosial merupakan profesi yang
memperhatikan penyesuaian antara individu dengan lingkungannya, dan individu
dengan kelompok dalam hubungannya dengan situasi sosial yang ada. Pandangan ini
mengacu pada konsep keberfungsian sosial yang terkait dengan kinerja dari
berbagai peranan seseorang yang ada di masyarakat. Misalnya sebagai pemimpin,
pegawai, ayah, warga masyarakat dan sebagainya.[4]
Dari beberapa pengertian di atas
maka dapat disimpulkan bahwa pada intinya pekerjaan sosial adalah :
1.
Pekerjaan
sosial merupakan suatu profesi
2.
Berdasarkan
prinsip dan metode ilmu pengetahuan.
3.
Berinti
pemberian bantuan.
4.
Menggunakan
hubungan antar manusian sebagai alat.
5.
Ditujukan
untuk pengembangan personal dan sosial sebagai satu kesatuan.
6.
Mencakup
juga pengembangan kualitas lingkungan sosial dan fisik (lingkungan hidup).
7.
Demi
terciptanya kesejahteraan sosial yang berlandaskan hak asasimanusia dan
keadilan sosial.
Keberfungsian sosial secara
sederhana didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam menjalankan
tugas-tugas kehidupanya sesuai dengan status sosialnya.[5]
Konsep keberfungsian sosial pada intinya didasarkan pada kapabilitas individu,
keluarga dan masyarakat dalam menjalankan peran-peran sosial di lingkungannya.
Konsepsi ini mengedepankan nilai bahwa klien adalah subyek pembangunan, bahwa
klien memiliki kapabilitas dan potensi yang dapat di kembangkan dalam proses
pertolongan, bahwa klien memiliki atau menjangkau, memanfaatkan, dan
memobilisasi aset dan sumber-sumber yang ada di sekitar dirinya.[6]
Isbandi Rukminto mengatakan bahwa
secara umum ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tidak dapat
menjalankan fungsi sosialnya, diantaranya adalah :
1. Ketidakmampuan individu untuk memahami tuntutan lingkungannya.
2. Ketidakmampuan situasional (lingkungan) dan kondisi lainnya yang
berada dibawah garis kemampuan individu untuk menyesuaikan dirinya.
3. Ketidak mampuan atau ketidak lengkapan dari kedua faktor personal
(individu) dan situasional (lingkungan).
B.
Tujuan
Pekerjaan Sosial
1.
(Allence
Pincus dan Anne Minahan Social Work Practice: Model and Methode 1973:9 Itasca,
llinois: Peachok Publishers Council on Social Work Education Curriculum Study,
singly and in groups, by activitiesfosuced upon their social relationship which
constitutethe interaction between man and his environment. Pekerjaan sosial
bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial individu-individu, baik
secara individual maupun kelompok, dimana kegiatannya difokuskan kepada relasi
sosial mereka khususnya interaksi orang-orang dengan lingkungannya. (dalam Rex
A. Skidmore, Milton Thackeray, dan O William Farley, introduction to Social
Work, 1988:6, New Jersey: Simon dan Scuster Englewood Cliffs.
2.
Siporin,
Max, menjelaskan pengertian Sosial sebagai:
Social
work is defined as a social intitutional method of helping people to prevent
and resolve their social problems, to restore and anhance their social
functioning.
Pekerjaan
sosial didefinisikan sebagai metode intitusi sosial untuk membantu orang-orang
guna mencegah dan menyelesaikan masalah sosial dengan cara memperbaiki dan
meningkatkan keberfungsian sosial (Siporin, Max Introduction to Social Work
Practire, 1975:3)
3.
Friedlander,
Water A. Dan Apte, Robetr Z, melemparkan definisi pekerjaan sosial sebagai:
Social Work is
a professional service, based on scientific knowledge and skill in human
relation, which help individuals, groups, or communities obtain social or
personal satisfaction and interdependence.
Pekerjaan
sosial adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada pengetahuan dan
keterampilan ilmiah guna membantu individu , kelompok maupun masyarakat agar
tercapainya kepuasan pribadi dan sosial serta kebebasan.
(friedlander,
walter A. Dan apte, Robet Z,A concepts and methods of social work, 1980:4)
4.
Zastrow,
charles, menjelaskan definisi pekerjaan sosial sbagai berikut: social work is
the profesional octivity of helping individuals, groups, or comunities to
enhance or restore ther capacity for social functioning and to create societal
conditions favorabel to their goals.
Pekerjaan
sosial adalah aktifitas profesional untuk membantu individu, kelompok atau
komunitas guna meningkatkan atau memperbaiki kapasitasnya untuk berfungsi
sosial dan menciptakan kondisi masyarakat guna mencapai tujuan-tujuannya.
(cahrles
zastrow, introduction to social welfare institutions : social problems,
service, and current issues. 1982 : 12)
5.
Leonora
scrafica-de guzman, memaparkan pekrjaan sosial sebagai: social work is the
profesion which is primaly concerned whit organized social sevice activity
aimed to facilitate and strengthen basic relationsip in the mutual adjusment
between individual , and their social environment for the good of the
individual and society, by the us of social word method.
Pekrjaan sosial
adalah profesi yang bidang utamannya berkecimpung dalam kegaitan pelayanan sosial yang
terorganisasi, dimana tujuannya untuk memfasilitasi dan memperkuat relasi dalam
penyesuaian diri secara timbal balik dan saling menguntungkan antar individu
dengan lingkungan sosialnya, melalui penggunaan metode-metode pekerjaan sosial.
(leonora
scrafica-de guzman, fundamentals of sosial work, 1983 ;3)
C.
Metode
Pekerjaan Sosial
Ada 3 metode
dalam praktik pekerjaan sosial, diantaranya adalah:[7]
a.
Sosial
Case Work
Metode sosial case work atau dikenal juga dengan bimbingan sosial
perseorangan merupakan suatu metode pemberian bantuan kepada orang yang didasarkan
kepada orang yang didasarkan atas pengetahuan, pemahaman, serta penggunaan
teknik-teknik secara terampil, yang diterapkan untuk membantu orang-orang guna
memecahkan maslahnya, dan mengembangkan dirinya.
Metode social case work bersifat individual karenanya dikatakan
pendekatan mikro, yaitu membantu individu-individu yang memiliki masalah, baik
yang bersipat eksternal, artinya memeiliki masalah yang bersumber dari
lingkungan sosialnya maupun individu-individu yang mengalami masalah yang
bersumber dari dalam dirinya sendiri. Dalam peraktiknya, metode sosial case
work mengkombinasikan elemen-elemen psikologi dan sosial : dan karenanya metode
sosial case work mempunyai sifat psikososial.
Berbicara mengenai pendekatan mikro (metode sosial case work) dalam
profesi pekerjaan sosial, maka kajiannya dapat di bagi menjadi dua bagian, yang
pertama adalah bidang-bidang yang bersifat penyembuhan (problem solving) dan
konseling (thrafi) yaitu bagi orang-orang yang memiliki masalah dan yang kedua
adalah kajian yang bersifat pengembangan diri (personal develofment) yaitu bagi
orang-orang yang tidak memiliki masalah, namun menginginkan adanya upaya
pengembangan diri, baik dalam meningkatkan aspek pengetahuan, sikap maupun
dalam bidang keterampilan.
b.
Sosial
Group Work
Manusia adalah makhluk yang hidup berkelompok, dan semakin jauh ia
mengenal dirinya, maka akan semakin jauh pula ia akan mengenal masyarakat.
Manusia tidak dapat hidup sendiri, ia bukanlah sebuah pulau di tengah lautan.
Kesejahteraan dan kebahagiaan hidupnya dalam kenyataannya, sangat erat
berkaitan dengan keberhasilan dan ketidakberhasilan manusia yang lain.
Ilmu pengetahuan telah menemukan bahwa bayi yang diisolasikan dari
manusia lainnya walaupun diberi makanan yang baik tetap akan mati karena ia kurang
perhatian. Anak-anak merasakan bahwa rasa kesedihan tersebut tidak tertahankan,
dan para ahli psikologi telah mengobservasi bahwa proses belajar dapat
ditingkatkan dengan pergaulan bersama orang lain. Kenyataan lain menyebutkan
bahwa individu tidak dapat dipisahkan dari kelompok, bahwa individu-individu
akan dapat mencapai pengembangan potensi mereka yang setinggi-tingginya serta
perasaan harga diri yang kuat, melalui partisipasi mereka dalam kehidupan
kelompok : juga bahwa mereka memperoleh rasa aman dan tentram dengan adanya
prasaan keterlibatan dan rasa memiliki suatu kelompok yang memiliki suatu arti
bagi mereka, serta bahwa mereka memikul tanggung jawab terhadap orang lain
didalam dan melalui antar hubungan tersebut.
Dengan dasar kenyataan-kenyataan yang telah dikemukakan diatas,
maka dalam perkembangannya, pekerjaan sosial mengembangkan metode bimbingan
sosial group work.
Sosial group work adalah suatu metode untuk bekerja dengan, dan
mengahadapi orang-orang didalam suatu kelompok, guna peninghkatan kemampuan
untuk melaksanakan pungsi sosial : serta guna pencapaian tujuan yang secara
sosial dianggap baik (Soetarso,pengantar kesejahteraan sosial, 1976,hlm 72).
Bimbingan sosial kelompok didasarkan atas pengetahuan mengenai
kebutuhan-kebutuhan manusia untuk berhubungan satu sama lain, dan adanya saling
ketergantungan antara mereka. Bimbingan sosial kelompok merupakan suatu metode
untuk memperkecil atau menghilangkan hambatan-hambatan dalam berinteraksi
sosial, dan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diterima secara sosial (dianggap
baik oleh masyarakat).
Kelompok dalam perspektif pekerjaan sosial dipandang sebagai
sekumpulan orang yang saling berinteraksi satu sama lain dan membentuk satu
kesatuan yang terpisah dan berbeda dari kesatuan-kesatuan lainnya. Group worker
(pekerja sosial dengan pokus pada kelompok ) bekerja terutama dengan
kelompok-kelompok, yang didalamnya terdapat interaksi dan memungkinkan adanya
individualisasi (perbedaan suatu kelompok dengn kelompok yang lainnya).
c.
Community
Organization/Community Development (CO/CD)
Berbicara mengenai Profesi Pekerjaan Sosial, dari awal
pertumbuhannya telah melewati perjalanan yang panjang. Para almoner yang
bekerja di rumah sakit-sakit di inggris, telah memberikan aspirasi pada seorang
wanita pamikir pada zaman itu (Mary Richmond) untuk membidani lahirnya sebuah
profesi baru yang dikenal dengan sebutan “Case Work”. Kelahiran profesi ini
didesak oleh kesadaran akan perlunya peningkatan mutu pelayanan-pelayanan
sosial untuk menangani masalah-masalah anak dan keluarga, kemiskinan,
kecacatan, dan jompo, yang semula ditangani secara “trial and error” melalui
kegiatan-kegiatan amal saja.
Pada perkembangan selanjutnya, kemudian disadari bahwa penggunaan
metode perseorangan (case work) saja yang terlalu berat, jika harus diarahkan
pada penanganan masalah-masalah sosial yang kuantitas maupun kualitasnya terus
meningkat. Metode pekerjaan sosial dengan kelompok (Group Work),
Pengorganisasian Masyarakat (Community Organization), Pengembangan Masayarakat
(Community Development), disusul dengan pendekatan-pendekatan lainnya, termasuk
Administrasi Pekerjaan Sosial dan Penelitian Pekerjaan Sosial, kemudian
bermunculan dan memperkaya khasanah pendekatan profesi baru yang selanjutnya
dikenal dengan Profesi Pekerjaan Sosial.
D.
Orientasi
Pekerjaan Sosial
Pekerjaan sosial lahir sebagai suatu
profesi pada awal abad kedua puluh, dan dewasa ini profesi ini dituntut untuk
memenuhi mandat kesejahteraan sosial dalam mempromosikan kesejahteraan dan
kualitas kehidupan. Dengan demikian, pekerjaan sosial meliputi
kegiatan-kegiatan yang diarahkan untuk memperbaiki kondisi-kondisi manusia dan
sosial serta mengurangi kesulitan-kesulitan manusia dan masalah-masalah sosial.
Para pekerja sosial sebagai kaum
profesional yang peduli, bekerja dengan orang-orang untuk meningkatkan
kompetensi dan keberfungsian mereka. Pekerja sosial juga berusaha untuk
mengakses dukungan dukungan, dan sumber-sumber sosial, untuk menciptakan
pelayananpelayanan sosial yang manusiawi dan tanggap, serta untuk memperluas struktur
masyarakat yang menyediakan kesempatan-kesempatan bagi semua anggota
masyarakat.[8]
Pekerjaan sosial merupakan satu
diantara kegiatan dalam pemberian pelayanan sosial. Pelayanan sosial mempunyai
bermacam macam bentuk sesuai dengan fungsi-fungsinya diantaranya :
1.
Pelayanan
akses, mencakup pelayanan informasi, rujukan, advokasi dan partisipasi.
Tujuannya membantu orang agar bisa mencapai atau menggunankan
pelayanan-pelayanan yang tersedia.
2.
Pelayanan
terapis, pertolongan, dan rehabilitasi, termasuk di dalamnya perlindungan dan
perawatan pengganti, seperti pelayanan yang diberikan oleh badan-badan yang
menyediakan konseling, pelayanan kesejahteraan anak, pelayanan pekerjaan sosial
medis dan sekolah. Serta program-program koreksional, perawatan bagi orang orang
usia lanjut, dan sebagainya.
3.
Pelayanan
sosialisasi dan pengembangan seperti tempat penitipan anak, Keluarga berencana,
pendidikan keluaraga, pelayanan rekreasi bagi pemuda , pusat kegiatan
masyarakat, dan sebagainya.
Isbandi Rukminto mengatakan bahwa orientasi
pekerjaan sosial untuk mengatasi masalah-masalah dalam fungsi sosial maka
intervensi pekerjaan sosial yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:[9]
1.
Intervensi
yang utama dilakukan melalui individu dengan cara melibatkan ke giatan-kegiatan
yang ditujukan pada peningkatan kemampuan seseorang agar dapat menyesuaikan
diri dengan situasi realitanya. Seperti melalui perubahan sikap, dan
mengajarkan ketrampilan pada orang tersebut.
2.
Intervensi
berikutnya yang dapat dilakukan melalui situasi lingkungannya. Hal ini meliputi
kegiatan-kegiatan yang ditunjukkan untuk memodifikasi sifat-sifat dasar dari
realita itu sendiri agar dapat masuk ke dalam rentangan kemampuan berfungsi
orang tersebut. Hal ini dilakukan melalui peminimalisiran atau pencegahan
penyebab timbulnya ketidakmampuan seseorang melalui penye diaan fasilitas yang
diperlukan.
3.
Intervensi
harus dilakukan melalui individu dan juga melalui situasi lingkungannya.
Pekerja sosial yang profesional
bekerja dengan menggunakan pendekatan pendekatan sistematis berdasarkan
sejumlah pengetahuan dan penelitian. Profesi pekerjaan sosial mempunyai
komitmen terhadap kebijakan dan praktik yang mempromosikan keadilan sosial, hak
asasi manusia, akses kepada sumber-sumber dan layanan bagi semua orang,
khususnya bagi mereka yang rentan. Dengan demikian, keprihatinan pekerjaan
sosial pertama-tama adalah pelayanan kema nusiaan yang fokus pada manusia dalam
lingkungan sebagai suatu paradigma dalam melakukan asesmen dan perubahan
Kerangka biopsikososial-spiritual pekerjaan sosial menawarkan suatu perspektif
yang luas dalam perilaku manusia. Kerangka ini digunakan untuk mengases
berbagai situasi dalam konteks komunitas, keluarga dan lingkungan sosial yang
lebih luas. Situasi dipahami sebagai gabungan faktor-faktor fisik, psikologis,
sosial dan spiritual. Jadi, kebutuhan manusia dan sumber-sumber untuk memenuhi
kebutuhan tersebut dipandang sebagai kesatuan yang saling berkait. Oleh karena akses
terhadap sumber-sumber untuk kelangsungan hidup dan pendidikan, kesehatan dan
pekerjaan adalah faktor yang sangat penting dalam asesmen maka intervensi
pekerjaan sosial untuk perubahan biasanya difokuskan pada individu, keluarga,
komunitas dan lingkungan agar terjadi perubahan dalam alokasi dan ketersediaan
sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan manusia.[10]
E.
Fungsi
Dasar Pekerjaan Sosial
Fungsi dasar
dari pekerjaan sosial adalah sebagai berikut:
1.
Mengembangkan,
mempertahankan, dan memperkuat sistem kesejahteraan sosial sehingga dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar manusia.
2.
Menjamin
standar penghidupan, kesehatan, dan kesejahteraan yang memadai bagi semua. Ini
melibatkan tugas -tugas instrumental sebagai berikut:
ü Mengembangkan sumber-sumber manusia untuk memenuhi kebutuhan
perkembangan dasar dari individu dan keluarga
ü Membangkitkan dan menyamakan alokasi sumber-sumber sosial dan
ekonomi yang dibutuhkan.
ü Mencegah kemelaratan dan mengurangi kemiskinan, kesukaran sosial
dan kepapanan.
ü Melindungi individu-individu dan keluarga dari bahaya kehidupan,
dan memberi konpensasi atas kehilangan karena bencana, ketidakmampuan,
kecacatan dan kematian.
3.
Memungkikan
orang berfungsi secara optimal dalam peranan status kelembagaan sosial mereka.
ü Mengaktualisasi potensi-potensi untuk produktivitas dan raelisasi
diri, dipihak orang maupun maupun lingkungan sosialnya, untuk bentuk-bentuk
kreatif dari keberfungsian sosial dari kehidupan bersama.
ü Membantu orang mendapatkan kembali atau mencapai tingkat yang lebih
tinggi dari keberfungsian yang memuaskan dan normatif sebagai anggota
masyarakat melalui perbaikan kemampuan dan ketrampilan mereka yang tidak
berkembang atau rusak, melalui penggunaan secara optimal sumber-sumber dan
pelayanan dari kelompok dan lembaga sosial mereka, dan melalui penyelesaian
kesukaran-kesukaran mereka dalam sosial dan kehidupan sosial mereka.
ü Menyediakan pengganti bagi keluarga dan masyarakat dalam memberikan
jenis-jenis bantuan pendukung, pengganti,perlindungan dan pencegahan kepada
individu dan keluarga.
4.
Mendukung
dan memperbaiki tata sosial dan struktur kelembagaan sosial.
ü Membantu institusi-institusi sosial seperti keluarga, hukum,
perawatan kesehatan dan ekonomi dalam mengembangkan dan mengoperasikan struktur
dan program pelayanan efektif untuk memenuhi kebutuhan manusia dan untuk
melindungi kepentingan anggotanya.
ü Melaksanakan tindakan-tindakan penyesuaian dan perubahan sosial dan
tindakan-tindakan stabilitas dan pengawasan sosial yang efektif, yang
berhubungan dengan kesejahteraan sosial.
[1] Edi
Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2005), hal 149.
[2] Huraerah,Abu.Pengorganisasian dan
Pengembangan Masyarakat. (Bandung: Humaniora, 2008) hal 38
[3]
Http://Endangmoerdopo.blogspot.com/200905/siapakah -seorang-pekerja-sosial
[4]
Isbandi Rukminto Adi, Psikologi Pekerjaan Sosial Dan Ilmu Kesejahteraan
Sosial (Jakarta: PT Raja Grafindi Persada, 1994) hal 11
[5]Huraerah,Abu. Pengorganisasian
dan Pengembangan Masyarakat. (Bandung: Humaniora, 2008) hal 38
[6] Edi Suharto, Membangun
Masyarakat Memberdayakan Rakyat. (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), 150.
[7] Budhi
Wibhawa, Dasar-dasar Pekerjaan Sosial, Pengantar Profesi Pekerjaan
Sosial(Bandung:Widya Padjadjaran,2010)hal 92-108.
[8]
Juda
Damanik, Pekerjaan Sosial Jilid 1 untuk SMK. ( Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah,Departemen Pendidikan Nasional, 2008) hal 1
[9]
Isbandi
Rukminto Adi, Psikologi Pekerjaan Sosial Dan Ilmu Kesejahteraan Sos ial
(Jakarta: PT Raja Grafindi Persada, 1994) hal 12
[10]
http://katabuku.wordpress.com/2008/03/18/buku-pintar-pekerja-sosial-jilid-1/
di upload tanggal 10 maret 2016.
Semoga bermanfaat :-)
BalasHapus